Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Hak dan Kewajiban mutlak tidak terpisahkan

Efesus 6:1-9 "Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan." (Efesus 6:8) Secara umum  hak  adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Sedangkan  kewajiban  adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan. Hak dan kewajiban adalah dua aspek yang tidak terpisahkan dan saling berkaitan. Bila seseorang sudah melaksanakan kewajibannya dengan baik maka secara otomatis hak akan menjadi bagiannya. Namun banyak orang lebih mengedepankan hak, alias menuntut haknya dipenuhi terlebih dahulu, tetapi urusan kewajiban diabaikan. Jadi menuntut hak secara penuh tetapi tidak menjalankan kewajiban sesuai harapan. Untuk mewujudkan sebuah kemitraan yang baik hak dan kewajiban haruslah berjalan secara seimbang. Seorang hamba, dalam situasi dan kondisi apa pun, berkewajiban untuk taat pada tuannya yaitu mengerjakan dengan sungguh-sungguh apa

TUHAN ADIL DALAM SEGALA KEADAAN

Ulangan 32:1-14 "...karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia." (Ulangan 32:4) Salah satu sifat Tuhan adalah adil. Yang dimaksud adil adalah bertindak benar sesuai standar kebenaran dan ketetapan hukum yang berlaku. Tuhan itu adil, artinya Ia akan selalu berlaku benar sesuai prinsip kebenaran-Nya. Keadilan Tuhan adalah sempurna, utuh, tidak bercacat cela, artinya semua yang Tuhan rencanakan, putuskan dan kerjakan selalu berada pada koridor keadilan.  "Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran." (Mazmur 111:7-8). Wujud nyata keadilan Tuhan adalah Ia  mencintai kebenaran  dan  membenci kefasikan. 1. Mencintai kebenaran.   "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;" (Mazmur 34:16).  Artinya Tuhan sangat memperhatikan dan mengasihi orang-orang y

SEMUA DALAM PERHITUNGAN

Mazmur 78:56-64 "Tetapi mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya; mereka murtad dan berkhianat seperti nenek moyang mereka, berubah seperti busur yang memperdaya;" (Mazmur 78:56-57) Banyak orang beranggapan bahwa yang termasuk dalam kategori perbuatan jahat adalah mencuri, membunuh, merampok, memperkosa, menipu, menganiaya, korupsi dan seputarnya, sehingga jika orang tidak melakukan perbuatan-perbuatan seperti yang disebutkan tadi, berarti mereka bukanlah golongan orang yang jahat. Yang dimaksud perbuatan jahat adalah segala berbuatan yang tidak sejalan dan bertentangan dengan firman Tuhan, termasuk di dalamnya pengkhianatan yaitu berlaku tidak setia, memberontak dan tidak mengakui kebesaran kuasa Tuhan, lalu berpaling kepada ilah lain. Arti kata "berkhianat" adalah perbuatan tidak setia, tipu daya, perbuatan yang bertentangan dengan janji. Berlaku khianat kepada sesama manusia saja sudah

TUHAN BERTINDAK PADA WAKTU YANG TEPAT

Mazmur 18:21-30 "Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela," (Mazmur 18:26) Pemazmur menyatakan,  "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20).  Masalah, penderitaan, tantangan dan pencobaan bisa datang sewaktu-waktu dan dapat menimpa semua orang: orang fasik maupun orang benar. Perbedaannya: orang benar dalam kemalangan tidak ditinggalkan Tuhan. Ketika pencobaan terasa berat terkadang kita merasa tidak sanggup lagi menanggungnya dan ingin menyerah saja. "Pertarungan adalah milik orang-orang yang gigih, karena itu jangan biarkan keadaan mengalahkanmu." (William V. Crouch). Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita menyerah dan putus asa, berpeganglah pada janji Tuhan bahwa dalam segala keadaan, asal kita hidup berkenan kepaada-Nya, pasti ada pembelaan dan penyertaan dari Tuhan. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah contohnya! Ketiga

BERGANTUNG SETIAP SAAT KEPADA TUHAN

Baca:  Lukas 11:1-13 "Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya" (Lukas 11:3) Tidak pernah merasa puas adalah sifat manusia. Dalam banyak hal manusia selalu menginginkan lebih dari apa yang telah diperoleh, selalu ingin mendapatkan lebih dari cukup. Pengkhotbah menulis tentang ketidakpuasan manusia:  "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkhotbah 5:9). Tuhan tahu bahwa manusia tidak pernah merasa puas, cenderung serakah, karena itu Ia mengajarkan murid-murid-Nya berdoa demikian:  "Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya" (ayat nas).  Ini mengajarkan kita bergantung penuh kepada pemeliharaan Bapa setiap hari. Kalau kita dapat menyerahkan kehidupan kita hari demi hari, kita tidak akan kuatir dan serakah. Keinginan meraih hidup yang terlalu jauh ke depan sungguh sangat melelahkan. Alkitab menasihati,  "Janganlah kamu m