Baca: Mazmur 13
"Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu." (Mazmur 13:6a)
Adakalanya dalam perjalanan hidup ini kita harus melewati masa-masa yang sangat sulit dan kelam seperti Daud. Setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh dan melelahkan, lari dari satu tempat ke tempat lain, bersembunyi dari satu lembah ke lembah lain (karena terus dikejar-kejar Saul yang menginginkan kematiannya) maka sampailah Daud kepada raja Akhis, orang Filistin, dan menetap di sana untuk beberapa waktu lamanya. Di sana ia pun beroleh kepercayaan dari raja Akhis sehingga raja memberikan daerah Ziklag kepada Daud dan pengikutnya untuk didiami (baca 1 Samuel 30:1-25).
Suatu ketika terjadilah peperangan antara orang Filistin dan orang-orang Israel, dan raja Akhis mengajak Daud untuk turut berperang. Tetapi keberadaan Daud dalam tim perang ini menimbulkan kecurigaan orang-orang Filistin, mereka meragukan loyalitas Daud, pikir mereka: Jangan-jangan Daud tidak berperang dengan sepenuh hati, lalu berubah haluan memihak kepada bangsanya sendiri. Maka mereka pun sepakat memulangkan Daud beserta orang-orangnya kembali ke Ziklag. Apa yang terjadi? Ternyata Ziklag telah dibumihanguskan oleh orang-orang Amalek, semua harta benda dijarah, isteri-isteri dan anak-anak mereka ditawan. Peristiwa ini benar-benar memilukan hati, sampai-sampai para pengikutnya hendak melempari Daud dengan batu. "Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya." (1 Samuel 30:6).
Secara manusia Daud punya alasan menjadi lemah, kecewa dan frustasi, tetapi ada sikap yang patut kita teladani yaitu Daud tidak terprovokasi oleh situasi yang ada, melainkan menguatkan hatinya untuk tetap percaya kepada Tuhan. Terbukti Daud menyuruh imam Abyatar untuk mengambilkan baju efod untuknya (baca 1 Samuel 30:7). Baju Efod adalah pakaian khusus untuk seorang imam besar sebagai pertanda bahwa ia sedang mencari kehendak Tuhan atau meminta petunjuk dari Tuhan.
Dalam keadaan terjepit umumnya orang mudah sekali panik, tidak lagi berpikir jernih, menyalahkan orang lain dan keadaan, bahkan berani menyalahkan Tuhan. Cara terbaik untuk membangun iman adalah dengan selalu mencari hadirat Tuhan.
"kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu." (Mazmur 26:1)
Komentar
Posting Komentar