Langsung ke konten utama

Konsep Pendamaian (Reconciliation)



Konsep Pendamaian (Reconciliation)
Konsep pendamaian bukan hal baru diketahui akan tetapi konsep ini sudah ada dalam Perjanjian Lama Yesaya 53:5.[1] Walvoord, menungkapkan kata pendamaian dalam Perjanjian Lama diartikan “Kaphar” (Im. 6:30; 8: 15; 16:20; Yeh. 45:15; 17; 20; Dan. 9:24). Kata ini dipakai orang untuk menutup kapal kayu dengan pakal (Kej. 6:14) akan tetapi diterjemahkan dalam bentuk lain yaitu “Piel” artinya memperoleh pengampunan atau memperdamaikan.[2]
Kata pendamaian berasal Yunani “Katallage dan Katallaso” artinya penyesuaian perbedaan yang menimbulkan permusuhan dua pihak dengan menggunakan alat penukar tertentu. Sehingga lewat itu hubungan atau relasi baru tercipta.[3] Hal senanda juga diungkapkan oleh Walvoord, kata pendamaian berasal dari bahasa Yunani Kattallaso (Rm. 5:10; 1Kor. 7: 11; 2 Kor. 5:18-20) dan Katallage (Rm. 5:11; 11:15; 2 Kor. 5: 18-19) yang memiliki pengertian memperdamaikan sepenuhnya.[4]
Dalam Roma  10- 11 menungkapkan Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
2 Korintus 5:19  Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Kolose 1:20  dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Paulus memandang damai sejahtera yang dihasilkan oleh kurban darah salib Kristus mencakup dan mempersatukan orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Di sini yang diutamakan adalah umat manusia dan segala sesuatu di alam semesta ini (Rm 8:19-23). Kenyataan bahwa Allah melalui Kristus memperdamaikan alam semesta. Yang dimaksudkan di sini ialah "diperdamaikan dengan Allah" atau "diperdamaikan dalam Kristus," yaitu dipersatukan dengan tujuan ada dalam Kristus. Jemaat di Kolose diperdamaikan melalui penebusan, tetapi (Kol 2:15) menunjukkan bahwa makhluk-makhluk dan aneka kekuatan jahat lainnya "diperdamaikan" melalui kekalahan dan penghancuran (1Kor 15:24-28). Bagi kalangan tertentu salib merupakan "bau kematian yang mematikan" (2Kor 2:16).[5]
Arti secara teologis pendamaian adalah karena pertobatan dari dosa dan iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi, maka perseteruan antara manusia dengan Allah diselesaikan dan terjadi pembaruan hubungan antara kudua pihak (Rom. 5:11-11).[6]
 
Pendamaian dalam Hubungan dengan Dunia dan orang Percaya.
Pendamaian menjadi sangat perlu akibat dosa. Dosa adalah kekejian bagi Allah karena Allah adalah Maha Kudus. Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah (1Yoh. 3:4). Akibatnya Allah dan manusia berada dalam hubungan permusuhan dan perseteruan Roma 5:10.[7]  
Walvoord, mengungkapkan bahwa pendamaian diperuntukan bagi semua orang. Sedangkan pandangan Calvinisme dalam tulisan Walvoord berkata bahwa keselamatan mencakup bagi mereka yang dipilih, akan tetapi pandangan ini memiliki maksud yang lebih luas yaitu memberikan keselamatan pada seluruh dunia atau diperdamaikan dalam pengertian penyediaan.[8]
Allah mendamaikan dunia dengan diriNya artinya dunia manusia merupakan sasaran pendamaian. Roma 5:10 menyatakan kita telah  didamaikan dengan Allah artinya Allah adalah pihak yang aktif dalam pendamaian. Jadi, pendamaian itu terjadi atas prakarsa Allah yang dilakukan oleh Allah. Dengan demikian orang-orang percaya dikatakan menerima pendamaian artinya orang percaya yang menerima hubungan pendamaian.[9]
      Jadi sangat jelas dalam hal ini konsep pendamaian yang Allah kerjakan bukan karena usaha manusia. Sejak manusia jatuh kedalam dosa maka manusia berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Allah lewat kurban tetapi kurban yang diberikan bukan kurban yang sempurna. Hanya pengorbanan Yesus dan darah-Nya yang dapat membangun kembali hubungan yang sudah rusak antara Allah dan manusia, Yesus adalah Korban yang sempurna dari semua korban yang ada.

Syarat Pendamaian
Kematian Kristus mengubah dunia dan sekarang manusia dapat diselamatkan. Akan tetapi manusia tidak dapat diselamatkan tanpa menjadi percaya dan menerima pendamaian yang Allah berikan didalam kematian Kristus (2Kor. 5:18-21). Dunia sudah didamaikan tetapi manusia perlu didamaikan. Pendamaian secara universal mengakibatkan dunia dapat diselamatkan akan tetapi pendamamaian secara pribadi hanya melalui iman yaitu iman kepada Yesus Kristus. Hanya dengan cara itu manusia bisa diampuni atas dosa – dosanya.[10] Tanpa pengampunan maka murka Allah akan menimpa manusia sebab Allah adalah Maha Kudus, murkaNya ditunjukan pada dosa dan harus dialihkan supaya melepaskan manusia dari kehancuran kekal. Karena itu Kematian Kristus mengalihkan murka Allah kerena lewat kematian Kristus memuaskan kekudusan Allah dan mengalihkan murka-Nya.[11]
Istilah pemuasan “hilasmos” diterjemahkan juga pendamaian dan pendamaian ini ialah seisi dunia dan segala dosa manusia di segala abad dapat dihapuskan dari akibat kutuk dan perseteruan diangkat. Demikian pula kasih karya Allah dalam pendamaian “Kalasso”  syaratnya ialah percaya dengan sepenuh hati kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi (1Yoh. 2:1-2).[12]

Akibat Pendamaian
Pendamaian berkenan dengan dengan kubutuhan manusia dan pemulihan total manusia. Karena itu ada beberapa aspek yang akan terjadi:
Pertama,  Baptisan Roh (1Kor. 12:13).
Kedua, Kelahiran kembali.
Ketiga, dengan pendamaian orang percaya dinyatakan benar dihadapan Allah.
Keempat, kedudukan baru dalam Kristus.
Kelima, memiliki perkutuan yang baru dengan Allah.
Keenam, Penyucian.
Ketujuh, kemuliaan dihadirat Allah karena dosa telah hapuskan.[13]



Komentar

CHOICE

Konsep Penyucian/Pengudusan (Santification)

Konsep Penyucian/Pengudusan (Santification ) Penyucian atau pengudusan adalah pemisahan untuk maksud khusus yang meliputi penyerahan diri. Dalam PL biasanya imam-imam, nabi-nabi, bait Allah, dipisahkan untuk pelayanan lepada Allah. [1] Istilah Penyucian atau pengudusan dalam bahasa Ibrani “qados atau qodes” yang berarti menyucikan. Dalam Perjanjian Baru kata Penyucian atau pengudusan “hagiazo” yang berasal dari kata hagios yang artinya pemisahan. Secara teologis, kata pengudusan berarti dipisahkan dan disisihkan dari dosa atau dipisahkan dari dunia dalam arti bahwa segala sesuatu yang berasal dari dunia merupakan bukan milik Allah, oleh karena itu harus dijadikan kudus, dengan tujuan agar sesuai dengan sifat dan karakter Allah yang kudus. Jadi dalam hal ini standar kekudusan manusia berada dalam tangan Allah melalui penebusan Kristus bagi umat-Nya (I Kor. 1:13). [2] Dasar Pengudusan Dalam hubungan dengan pengalam Kristen penyucian meliputi tiga dasar utama yaitu. Perta

Mengenal Kitab Torah (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan)

Kitab Kejadian Kalimat pertama pada satu-satunya wahyu Allah kepada manusia ini diawali dengan perkataan: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi ( Kejadian 1:1 ). Kitab Kejadian adalah buku pertama dari lima buku yang diilhamkan Allah kepada Musa untuk ditulis. [1] Pemahaman tentang Kejadian sangat penting agar kita dapat memperoleh pengetian mengenai Sang Pencipta kita dan rencanaNya bagi kehidupan kita. Kejadian mengungkapkan kebenaran-kebenaran mendasar mengenai Allah sebagai Pencipta, Penyelamat yang penuh kemurahan, Pemimpin, dan Pemelihara, serta Hakim bagi mereka yang tidak memperdulikanNya. [2] Kitab ini berisi satu-satunya laporan yang akurat mengenai asal usul dunia ini; penciptaan manusia, penetapan perkawinan, dan keluarga serta bagaimana kita ditetapkan untuk mengalami kematian karena dosa maupun apa yang kita harus lakukan untuk beroleh hidup kekal. Ketika Yesus ditanya oleh para pengeritikNya mengenai perceraian, Ia tidak hanya menegaskan tentang k

Cara memahami Bahasa Roh secara Lengkap

Bahasa Roh Topik bahasa roh dan profetik merupakan topik yang selalu hangat dibicarakan, bahkan dengan banyaknya perbedaan pandangan mengenai topik ini banyak perpecahan terjadi dalam gereja Tuhan. Di antara orang kristen banyak muncul pertanyaan ketika sebagian orang mengalami sendiri bagaimana mereka merasa bisa berbahasa roh dan mendapat karunia-karunia yang tidak dimiliki orang pada umumnya , sementara banyak orang yang tidak mengalami fenomena tersebut meragukan dan cenderung menganggap sesat. Memang cukup rumit ketika kita mencoba menggali kebenaran mengenai fenomena bahasa roh atau bahasa lidah dalam Alkitab. Kerumitan ini tidak jarang memunculkan pemahaman yang salah dan tanpa sadar terlalu dibesar-besarkan sehingga jemaat   Tuhan justru kehilangan hal yang kebenaran penting yang menyangkut persatuan kita dengan Kristus dan dasar untuk hidup kudus. Karena itu perlu bagi jemaat pada umumnya dan menjadi keinginan penulis pada khususnya untuk mempelajari lebih mendalam

SOTERIOLOGI (KESELAMATAN)

SOTERIOLOGI (KESELAMATAN) Tidak ada doktrin yang lebih memerlukan penjelasan yang terang dan jelas dari doktrin keselamatan. Dari sudut rohani, pengetahuan tentang doktrin ini menjadi soal hidup dan mati. Tidak dapat dipungkirin bahwa didunia ini banyak orang memeluk faham Universalisme atau telah berpaling kepada sinkritisme. Itulah sebabnya penjelasan firman Tuhan yang berhubungan dengan diktrin keselamatan menjada sangat penting. Untuk jangka waktu yang cukup lama, teologi telah dianggap sebagai ratu ilmu pengetahuan sedangkan teologi sistematika disebut sebagai mahkota sang ratu. Istilah teologi berasal dari kalimat kata yunani yaitu theos dan logos. Theos berarti “Allah” dan Logos berarti “kata” atau wejangan atau ajaran. Dengan demikian secara sempit Teologi dapat diartikan sebagai ajaran tentang Allah. [1] namun dalam artian yang lebih luas dan lebih umum, teologi kemudian mendapatkan pemahaman sebagai ajaran yang menyeluruh tentang kekristenan dan bukan hanya ajaran t

MENGENAL KITAB EZRA

KITAB EZRA PENULIS, TEMA DAN TANGGAL PENULISAN Kitab ini ditulis oleh Ezra sendiri dengan tema “Pemulihan Kaum Sisa”, ditulis pada 450-450 SM. LATAR BELAKANG Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu kitab sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa pasca pembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu. Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit, memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana k

HIDUP YANG BERDAMPAK

Matius 5:13-16 "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16) Saya percaya setiap orang memiliki potensi memengaruhi orang lain di sekitarnya. Pengaruh itu bisa saja positif dan negatif. Orang yang membawa pengaruh positif biasanya disebut  motivator  atau  inspirator, di mana keberadaannya mampu memotivasi orang lain mengikuti jejaknya atau menjadi inspirasi bagi orang lain. Akan teyapi orang yang membawa pengaruh negatif atau buruk terhadap orang lain biasanya disebut  provokator:  ia memprovokasi orang lain untuk melakukan tindakan yang negatif. Begitu pula dalam kehidupan percaya kita. Tuhan menginginkan setiap orang percaya memiliki kehidupan yang berdampak atau berpengaruh bagi dunia. Dampak atau pengaruh yang dimaksudkan adalah positif, bukan negatif. Dengan kata lain kita harus bisa memengaruhi orang-orang sekitar melalui teladan hidup yang positif dan m

Bertahan Dalam Penolakan

Markus 6:1-5  Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Berdiri tegak ditengah penolakan Ditolak bukan hal yang di senangi Ditolak bukan tujuan semua o

INTEGRITAS HARGA MATI

Daniel 6 " Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku,..." (Daniel 6:23) Ketika berada dalam kesulitan, tekanan atau masalah berat biasanya orang mudah sekali melupakan Tuhan, karena mata jasmaninya hanya tertuju kepada besarnya masalah. Daniel adalah salah satu tokoh besar di Alkitab yang pernah melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Kala itu para pejabat tinggi pemerintahan Darius berusaha mencari alasan untuk menuduh dan menyalahkan Daniel dengan meminta raja mengeluarkan surat ketetapan: melarang semua orang menyembah Tuhan, dewa atau manusia lain kecuali kepada raja, dan bagi yang melanggar akan dilemparkan ke gua singa. Siapa Daniel? Daniel Adalah tawanan perang yang ditangkap raja Nebukadnezar yang bersama dengan orang-orang Yahudi dari keluarga raja atau pejabat lainnya diangkut ke Babel untuk dididik dan diperkerjakan di pemerintahan; Daniel bekerja di bawah pemerintahan raja Nebukadnezar