Langsung ke konten utama

MENGENAL KITAB EZRA



KITAB EZRA
PENULIS, TEMA DAN TANGGAL PENULISAN
Kitab ini ditulis oleh Ezra sendiri dengan tema “Pemulihan Kaum Sisa”, ditulis pada 450-450 SM.

LATAR BELAKANG
Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu kitab sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa pasca pembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu. Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit, memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana kanon PL akhirnya ditetapkan. Ezra adalah seorang pemimpin saleh dengan kesetiaan yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada Firman Allah. Sejarahnya yang tertulis dalam 1 dan 2 Tawarikh serta Ezra dan Nehemia menekankan tema pengharapan, kebangunan, pembaharuan, dan pemulihan umat Allah. Seluruh sejarah ini ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM.[1]
Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezr 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1). Keruntuhan Yehuda dan pembuangan mereka ke Babel terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel, dibuang ke Babel; pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang buangan lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk Yehuda yang tersisa, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin, diangkut. Demikian pula, pemulihan kaum sisa buangan, sebagai penggenapan nubuat Yeremia, terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000 orang kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Yesua (bd. Ezr 2:1-70); pada tahap kedua (457 SM) lebih dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000 orang Yahudi) berangkat pulang di bawah pimpinan Ezra (bd. Ezr 8:1-14,18-21); dan pada tahap ketiga (444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (bd. Neh 2:1-10). Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 kembali ke Yerusalem sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan. Sekitar dua tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539 SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia (Koresy, Darius, dan Artahsasta) dan lima pemimpin rohani yang terkemuka.[2]
Pertama, Zerubabel, yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci;
Kedua, Yesua, seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel;
Ketiga, Hagai dan
Keempat,  Zakharia, dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan pembangunan Bait Suci; dan
Kelima,  Ezra, yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah untuk memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.
Jikalau Ezra adalah penulis kitab ini, sesuatu yang sangat mungkin, ia menyusun catatan sejarah ini di bawah ilham Roh Kudus dengan merujuk kepada aneka dokumen dan surat yang resmi (mis. Ezr 1:2-4; Ezr 4:11-22; Ezr 5:7-17; Ezr 6:1-12), daftar keturunan (mis. Ezr 2:1-70), dan catatan pribadi (mis Ezr 7:27-9:15). Kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali Ezr 4:8-6:18 dan Ezr 7:12-26 yang ditulis dalam bahasa Aram, bahasa resmi kaum buangan.





EKSPOSISI DENGAN PERTANYAAN (EZRA 7:1-10)

Ezra 7:1-10
1Kemudian dari pada semuanya itu, pada zaman pemerintahan Artahsasta, raja negeri Persia, maka berangkatlah Ezra bin Seraya bin Azarya bin Hilkia
2bin Salum bin Zadok bin Ahitub
3bin Amarya bin Azarya bin Merayot
4bin Zerahya bin Uzi bin Buki
5bin Abisua bin Pinehas bin Eleazar bin Harun, yaitu Harun imam kepala.
6Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel. Dan raja memberi dia segala yang diingininya, oleh karena tangan TUHAN, Allahnya, melindungi dia
7Juga berangkat pulang ke Yerusalem beberapa rombongan orang Israel dan imam, orang Lewi, penyanyi, penunggu pintu gerbang dan budak di bait Allah pada tahun ketujuh zaman raja Artahsasta.
8Lalu tibalah ia di Yerusalem pada bulan kelima, yakni pada tahun ketujuh zaman raja itu.
9Tepat pada tanggal satu bulan pertama ia memulai perjalanannya pulang dari Babel dan tepat pada tanggal satu bulan kelima ia tiba di Yerusalem, oleh karena tangan murah Allahnya itu melindungi dia.
10Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.
Tangan murah

METODE EKSPOSISI DENGAN TAFSIRAN DARI BERBAGAI VERSI

TAFSIRAN KITAB EZRA
Ayat 1-5
Ada kesenjangan sekitar 60 tahun di antara Ezr. 6:1-22 dengan Ezr. 7:1-28, selama masa itu di Persia terjadi peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam kitab Ester. Ezr. 7:1-8:18 mencatat kepulangan rombongan kedua orang buangan ke Yerusalem dari Persia di bawah pimpinan Ezra (sekitar tahun 457 SM); Ezr. 9:1-10:44 menguraikan berbagai pembaharuan rohani yang diadakan Ezra setelah tiba di Yerusalem.
Ayat 6-9
Tiga kali dalam pasal ini dikatakan bahwa tangan Tuhan melindungi Ezra (Ezr. 7:6, 9, 28; band. Ezr. 8:18, 22, 31). Tiga alasan diberikan dalam Ezr. 7:10: Ezra telah mengabdikan dirinya
Pertama, Untuk meneliti Firman Allah,
Kedua, Untuk melakukannya serta
Ketiga, Mengajarkannya kepada orang lain

Ayat 10
Kesetiaan kepada Allah dan Firman-Nya akan senantiasa mendatangkan berkat dan pertolongan Tuhan. Prinsip ini ditegaskan dalam ayat-ayat PB seperti Mat. 5:6; Yoh. 14:21; 15:7-10; Kis. 10:1-4; 2 Kor. 6:16-18; Ibr. 11:6; Yak. 1:21-25; Why. 3:7-10. Di Ezr. 8:22, Ezra menambahkan peristiwa lain dimana tangan Allah melindungi umat-Nya, yaitu perkenanan Allah datang kepada orang yang mengharapkan Dia dengan sepenuh hati. Siapa saja yang sungguh-sungguh mencari Allah dan dengan ikhlas menunjukkan kesetiaan kepada-Nya dan Firman-Nya akan mengalami tangan Allah melindungi dia. Ezra menjadi teladan bagi semua orang yang mengabdikan diri sebagai orang yang diurapi oleh Allah untuk meneliti, menaati, dan mengajarkan Firman Allah (band. Ezr. 7:6, 9).
Pertama,  Ezra percaya bahwa hukum Taurat diberikan melalui Musa oleh Allah sendiri dan karena itu menjadi kekuasaan tertinggi untuk seluruh umat Allah (Ezr. 7:6; band. Neh. 8:14).
Kedua,  Ezra mengabdikan dirinya untuk meneliti (harfiah “mencari”) Firman Allah. Ia berusaha untuk mengetahui jalan pikiran Allah dalam semua hal yang berkaitan dengan kehidupan ini, dunia, dan maksud-maksud Allah bagi umat-Nya. Jadi, hikmat Allah ada di dalam dirinya (Ezr. 7:25).
Ketiga, Ezra mengabdikan diri untuk menaati ketetapan-ketetapan Allah dan standar-Nya yang benar. Apa yang diajarkannya, dilakukannya juga (band. Kis. 1:1; 1 Kor. 9:27; 1 Tim. 4:12, 16).
Keempat, Ezra mengabdikan diri untuk mengajarkan Firman Allah supaya memelihara kebenaran, keadilan, dan kemurnian di antara umat Allah (Ezr. 10:10-11; Neh. 8:2-18;


Komentar

CHOICE

Konsep Penyucian/Pengudusan (Santification)

Konsep Penyucian/Pengudusan (Santification ) Penyucian atau pengudusan adalah pemisahan untuk maksud khusus yang meliputi penyerahan diri. Dalam PL biasanya imam-imam, nabi-nabi, bait Allah, dipisahkan untuk pelayanan lepada Allah. [1] Istilah Penyucian atau pengudusan dalam bahasa Ibrani “qados atau qodes” yang berarti menyucikan. Dalam Perjanjian Baru kata Penyucian atau pengudusan “hagiazo” yang berasal dari kata hagios yang artinya pemisahan. Secara teologis, kata pengudusan berarti dipisahkan dan disisihkan dari dosa atau dipisahkan dari dunia dalam arti bahwa segala sesuatu yang berasal dari dunia merupakan bukan milik Allah, oleh karena itu harus dijadikan kudus, dengan tujuan agar sesuai dengan sifat dan karakter Allah yang kudus. Jadi dalam hal ini standar kekudusan manusia berada dalam tangan Allah melalui penebusan Kristus bagi umat-Nya (I Kor. 1:13). [2] Dasar Pengudusan Dalam hubungan dengan pengalam Kristen penyucian meliputi tiga dasar utama yaitu. Perta

Mengenal Kitab Torah (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan)

Kitab Kejadian Kalimat pertama pada satu-satunya wahyu Allah kepada manusia ini diawali dengan perkataan: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi ( Kejadian 1:1 ). Kitab Kejadian adalah buku pertama dari lima buku yang diilhamkan Allah kepada Musa untuk ditulis. [1] Pemahaman tentang Kejadian sangat penting agar kita dapat memperoleh pengetian mengenai Sang Pencipta kita dan rencanaNya bagi kehidupan kita. Kejadian mengungkapkan kebenaran-kebenaran mendasar mengenai Allah sebagai Pencipta, Penyelamat yang penuh kemurahan, Pemimpin, dan Pemelihara, serta Hakim bagi mereka yang tidak memperdulikanNya. [2] Kitab ini berisi satu-satunya laporan yang akurat mengenai asal usul dunia ini; penciptaan manusia, penetapan perkawinan, dan keluarga serta bagaimana kita ditetapkan untuk mengalami kematian karena dosa maupun apa yang kita harus lakukan untuk beroleh hidup kekal. Ketika Yesus ditanya oleh para pengeritikNya mengenai perceraian, Ia tidak hanya menegaskan tentang k

Konsep Pendamaian (Reconciliation)

Konsep Pendamaian (Reconciliation) Konsep pendamaian bukan hal baru diketahui akan tetapi konsep ini sudah ada dalam Perjanjian Lama Yesaya 53:5. [1] Walvoord, menungkapkan kata pendamaian dalam Perjanjian Lama diartikan “Kaphar” (Im. 6:30; 8: 15; 16:20; Yeh. 45:15; 17; 20; Dan. 9:24). Kata ini dipakai orang untuk menutup kapal kayu dengan pakal (Kej. 6:14) akan tetapi diterjemahkan dalam bentuk lain yaitu “Piel” artinya memperoleh pengampunan atau memperdamaikan. [2] Kata pendamaian berasal Yunani “ Katallage dan Katallaso” artinya penyesuaian perbedaan yang menimbulkan permusuhan dua pihak dengan menggunakan alat penukar tertentu. Sehingga lewat itu hubungan atau relasi baru tercipta. [3] Hal senanda juga diungkapkan oleh Walvoord, kata pendamaian berasal dari bahasa Yunani Kattallaso (Rm. 5:10; 1Kor. 7: 11; 2 Kor. 5:18-20) dan Katallage (Rm. 5:11; 11:15; 2 Kor. 5: 18-19) yang memiliki pengertian memperdamaikan sepenuhnya. [4] Dalam Roma   10- 11 menungkapkan Sebab ji

Cara memahami Bahasa Roh secara Lengkap

Bahasa Roh Topik bahasa roh dan profetik merupakan topik yang selalu hangat dibicarakan, bahkan dengan banyaknya perbedaan pandangan mengenai topik ini banyak perpecahan terjadi dalam gereja Tuhan. Di antara orang kristen banyak muncul pertanyaan ketika sebagian orang mengalami sendiri bagaimana mereka merasa bisa berbahasa roh dan mendapat karunia-karunia yang tidak dimiliki orang pada umumnya , sementara banyak orang yang tidak mengalami fenomena tersebut meragukan dan cenderung menganggap sesat. Memang cukup rumit ketika kita mencoba menggali kebenaran mengenai fenomena bahasa roh atau bahasa lidah dalam Alkitab. Kerumitan ini tidak jarang memunculkan pemahaman yang salah dan tanpa sadar terlalu dibesar-besarkan sehingga jemaat   Tuhan justru kehilangan hal yang kebenaran penting yang menyangkut persatuan kita dengan Kristus dan dasar untuk hidup kudus. Karena itu perlu bagi jemaat pada umumnya dan menjadi keinginan penulis pada khususnya untuk mempelajari lebih mendalam

SOTERIOLOGI (KESELAMATAN)

SOTERIOLOGI (KESELAMATAN) Tidak ada doktrin yang lebih memerlukan penjelasan yang terang dan jelas dari doktrin keselamatan. Dari sudut rohani, pengetahuan tentang doktrin ini menjadi soal hidup dan mati. Tidak dapat dipungkirin bahwa didunia ini banyak orang memeluk faham Universalisme atau telah berpaling kepada sinkritisme. Itulah sebabnya penjelasan firman Tuhan yang berhubungan dengan diktrin keselamatan menjada sangat penting. Untuk jangka waktu yang cukup lama, teologi telah dianggap sebagai ratu ilmu pengetahuan sedangkan teologi sistematika disebut sebagai mahkota sang ratu. Istilah teologi berasal dari kalimat kata yunani yaitu theos dan logos. Theos berarti “Allah” dan Logos berarti “kata” atau wejangan atau ajaran. Dengan demikian secara sempit Teologi dapat diartikan sebagai ajaran tentang Allah. [1] namun dalam artian yang lebih luas dan lebih umum, teologi kemudian mendapatkan pemahaman sebagai ajaran yang menyeluruh tentang kekristenan dan bukan hanya ajaran t

HIDUP YANG BERDAMPAK

Matius 5:13-16 "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16) Saya percaya setiap orang memiliki potensi memengaruhi orang lain di sekitarnya. Pengaruh itu bisa saja positif dan negatif. Orang yang membawa pengaruh positif biasanya disebut  motivator  atau  inspirator, di mana keberadaannya mampu memotivasi orang lain mengikuti jejaknya atau menjadi inspirasi bagi orang lain. Akan teyapi orang yang membawa pengaruh negatif atau buruk terhadap orang lain biasanya disebut  provokator:  ia memprovokasi orang lain untuk melakukan tindakan yang negatif. Begitu pula dalam kehidupan percaya kita. Tuhan menginginkan setiap orang percaya memiliki kehidupan yang berdampak atau berpengaruh bagi dunia. Dampak atau pengaruh yang dimaksudkan adalah positif, bukan negatif. Dengan kata lain kita harus bisa memengaruhi orang-orang sekitar melalui teladan hidup yang positif dan m

Bertahan Dalam Penolakan

Markus 6:1-5  Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Berdiri tegak ditengah penolakan Ditolak bukan hal yang di senangi Ditolak bukan tujuan semua o

INTEGRITAS HARGA MATI

Daniel 6 " Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku,..." (Daniel 6:23) Ketika berada dalam kesulitan, tekanan atau masalah berat biasanya orang mudah sekali melupakan Tuhan, karena mata jasmaninya hanya tertuju kepada besarnya masalah. Daniel adalah salah satu tokoh besar di Alkitab yang pernah melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Kala itu para pejabat tinggi pemerintahan Darius berusaha mencari alasan untuk menuduh dan menyalahkan Daniel dengan meminta raja mengeluarkan surat ketetapan: melarang semua orang menyembah Tuhan, dewa atau manusia lain kecuali kepada raja, dan bagi yang melanggar akan dilemparkan ke gua singa. Siapa Daniel? Daniel Adalah tawanan perang yang ditangkap raja Nebukadnezar yang bersama dengan orang-orang Yahudi dari keluarga raja atau pejabat lainnya diangkut ke Babel untuk dididik dan diperkerjakan di pemerintahan; Daniel bekerja di bawah pemerintahan raja Nebukadnezar