"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44)
Orang yang bersikap baik kepada kita harus kita perlakukan dengan baik, sedangkan orang yang berbuat jahat dan menganiaya kita patut kita benci dan musuhi. Inilah sikap yang dimiliki sebagian besar manusia. Bahkan sekarang ini banyak orang yang bertindak semena-mena terhadap orang lain. Yang kuat menekan yang lemah, yang kaya menindas yang miskin. Hanya karena memiliki "prinsip" berbeda seseorang dimusuhi, diserang, dianiaya, diintimidasi, bahkan dibunuh!
Prinsip kekristenan berbeda dari prinsip dunia ini. Firman Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi musuh kita. Yesus berkata, "Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada berbuat demikian?" (ayat 46-47).
Yesus adalah teladan yang luar biasa bagi kita. Ia sanggup mengalahkan yang jahat dengan kebaikan; diejek, diludahi, dimusuhi, dianiaya, bahkan sampai mati di kayu salib, Dia tidak pernah membalas perbuatan jahat mereka, tapi berdoa bagi mereka (baca Lukas 23:34). Kejahatan tidak akan dapat ditaklukkan oleh kejahatan, tetapi kebaikanlah yang mampu mengalahkan kejahatan! Mungkin kita berkata, "Saya adalah manusia biasa, mustahil bisa mengasihi musuh." Alkitab menambahkan: "...haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48).Mustahilkah? Tentu tidak, karena status kita adalah anak-anak Allah, mewarisi sifat dan karakterNya. Dikatakan, "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8).Pastilah Allah tidak pernah memberi perintah yang mustahil untuk kita lakukan.
Menjadi sempurna bukan tergantung pada usaha kita, tetapi tergantung pada siapakah kita, asalkan kita terus bertumbuh di dalam Dia. Mengasihi musuh adalah bentuk dari penyangkalan diri. Ini adalah salah satu ujian untuk membuktikan status kita sebagai anak Allah, "...dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga," (Matius 5:45).
Tuhan menghendaki kita memiliki hidup yang berbeda dari dunia, untuk itulah kita dipanggil supaya hidup kita menjadi berkat, salah satunya adalah mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka!
Komentar
Posting Komentar